SAROLANGUN, —
Meriau dan Nyerak, dua warga Suku Anak Dalam di Desa Bukit Suban,
Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Jambi, mengaku senang dengan
kunjungan Presiden Joko Widodo pada pekan lalu.
Keduanya merasa beruntung karena Presiden mengajak berbicara selama sekitar satu jam. Terlebih lagi, Presiden langsung menjawab curahan hati mereka. Pengakuan keduanya itu diungkapkan pada Selasa (3/11/2015) lalu.
Meriau mengaku bersama tiga warga lain ngobrol dengan Presiden sembari jongkok. Obrolan itu berjalan santai. Dia mengaku sempat curhat kepada Presiden tentang sejumlah persoalan.
Setelah itu, dia mengaku tidak bertemu dengan Presiden lagi, di lokasi berbeda. "Pia do (tidak ada). Ake (saya) sumpah tidak ado ketemu lagi. Sudah itu kami cuma di sinilah," kata Meriau.
Meriau, yang adalah pemimpin Suku Anak Dalam di Bukit Suban, memimpin 43 jiwa dalam sembilan kepala keluarga.
Foto dia saat berdialog dengan Presiden dekat tenda sembari berjongkok menjadi foto utama sejumlah media nasional. Bahkan, belakangan hal itu sempat mengundang kontroversi di sejumlah media sosial.
Terkait tudingan di media sosial, dia pun membantahnya. Tak hanya Meriau, Nyerak juga memperkuat bantahan itu. (Baca: Fakta di Balik Tudingan Rekayasa Jokowi dan Suku Anak Dalam yang Menyesatkan)
Nyerak menegaskan, tidak ada pertemuan lain kelompoknya dengan Presiden, selain pertemuan di dekat tenda itu.
"Usai ngomong kurang lebih satu jam dengan Presiden, dak ado dak lagi orang siko naik ke sana," kata dia.
Saat Presiden bergerak menemui warga Suku Anak Dalam di permukiman Kemensos, dia mengaku tetap di lokasi awal.
Dia langsung membagikan sembako ke warganya. "Awak di sikolah,bagi-bagi sembako," ujar dia lagi.
Keduanya merasa beruntung karena Presiden mengajak berbicara selama sekitar satu jam. Terlebih lagi, Presiden langsung menjawab curahan hati mereka. Pengakuan keduanya itu diungkapkan pada Selasa (3/11/2015) lalu.
Meriau mengaku bersama tiga warga lain ngobrol dengan Presiden sembari jongkok. Obrolan itu berjalan santai. Dia mengaku sempat curhat kepada Presiden tentang sejumlah persoalan.
Setelah itu, dia mengaku tidak bertemu dengan Presiden lagi, di lokasi berbeda. "Pia do (tidak ada). Ake (saya) sumpah tidak ado ketemu lagi. Sudah itu kami cuma di sinilah," kata Meriau.
Meriau, yang adalah pemimpin Suku Anak Dalam di Bukit Suban, memimpin 43 jiwa dalam sembilan kepala keluarga.
Foto dia saat berdialog dengan Presiden dekat tenda sembari berjongkok menjadi foto utama sejumlah media nasional. Bahkan, belakangan hal itu sempat mengundang kontroversi di sejumlah media sosial.
Terkait tudingan di media sosial, dia pun membantahnya. Tak hanya Meriau, Nyerak juga memperkuat bantahan itu. (Baca: Fakta di Balik Tudingan Rekayasa Jokowi dan Suku Anak Dalam yang Menyesatkan)
Nyerak menegaskan, tidak ada pertemuan lain kelompoknya dengan Presiden, selain pertemuan di dekat tenda itu.
"Usai ngomong kurang lebih satu jam dengan Presiden, dak ado dak lagi orang siko naik ke sana," kata dia.
Saat Presiden bergerak menemui warga Suku Anak Dalam di permukiman Kemensos, dia mengaku tetap di lokasi awal.
Dia langsung membagikan sembako ke warganya. "Awak di sikolah,bagi-bagi sembako," ujar dia lagi.
Sumber | : Tribun Jambi |
0 comments:
Post a Comment